PWGI Gelar Pelatihan Jurnalistik Di GKJ Jakarta, Membangun SDM Wartawan Gereja Laksanakan Marturia Digital

Beritasiber.online – Jakarta, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia berjuang bersama menjadi Laskar Kristus yang mengembangkan MARTURIA DIGITAL untuk Membangun Kerajaan Allah Di Peradaban Digital dengan Jurnalisme.

Dalam kerangka mengembangkan MARTURIA DIGITAL ini, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) https://pwgi.org/ bersama media online Warta Gereja https://warta-gereja.com/ menggelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik pada hari Senin, 16 September 2024 di Gedung Serba Guna Gereja Kristen Jawa Jakarta Jl. Balai Pustaka Timur No.1, RT.10/RW.9, Rawamangun, Jakarta Timur sejak pukul 09.00 – 18.00 WIB.

Kegiatan dibuka dengan Ibadah Pembukaan oleh Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. dipandu oleh pembawa acara Carlla Paulina Waworuntu yang juga selaku Bendahara Umum PWGI.

Dalam Sambutan Pembukaan Sekretaris Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Ribut Karyono, S.Th., M.Th.  mengungkapkan VISI dan MISI PWGI antara lain :

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk menjadi PEWARTA GEREJA yang berfungsi menghadirkan tanda tanda Kerajaan Allah di Era Digital

2. Menyebarkan Konten Konten Positif tentang Kasih Kristus sesuai AMANAT AGUNG melalui Media Online, Media Cetak, dan Media Sosial

3. Menjalin Komunikasi yang erat untuk bersama sama mendampingi Gereja Melaksanakan Tugas MARTURIA (Pewartaan)

4.Ikut berpartsipasi mewujudkan Damai Sejahtera Kristus dengan Media/ Pewartaan.

Sekum PWGI mengajak seluruh komponen Gereja untuk bekerja sama membangun sinergi mengembangkan pelayanan ini. Dia mengatakan,”Untuk merealisasikan pekerjaan pelayanan ini tidak bisa sendiri, kami Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)  membuka diri untuk seluruh gereja di Indonesia dapat ambil bagian dengan mengirimkan warga gerejanya yang memiliki passion menjadi wartawan/ pewarta bergabung menjadi LASKAR KRISTUS dengan Menjadi Pewarta yang Profesional, Handal dan Terpercaya. Melalui kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia kami sedang membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bekerja bagi Tuhan memberitakan Karya Kasih Penebusan Kristus, menghadirkan berita berita yang membawa damai sejahtera, bukan ujaran kebencian apalagi berita berita hoaks dan fitnah. Pelatihan Jurnalistik bagi Wartawan Gereja Indonesia memberikan edukasi dan meningkatkan kemampuan wartawan gereja untuk memproduksi informasi informasi positif dan menyejukkan,” Bebernya dalam sambutan Pembukaan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia.

“Saya mengucapkan selamat kepada para peserta pelatihan jurnalistik, mari kita ikuti kegiatan Pelatihan Jurnalistik ini. Kiranya dapat menjadi bekal pengetahuan bagi saudara saudara se pelayanan sekalian menjalankan tugas dan fungsi marturia melalui pewartaan digital yang sehat dan positif.” Tutup Ribut Karyono, M.Th.

Sesi pertama Pelatihan Jurnalistik dimulai dengan materi “Dasar dasar teologis pewartaan gereja” oleh Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. yang juga merupakan salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Penasihat Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia dengan mengangkat tema DENGAR, LIHAT, BACA,TULISKAN DAN LAKUKAN… (DLBTL) !


Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. mengatakan,”Pewarta Kristen harus jujur dalam mengemban dan melakukan panggilan dan suruhan  mulia ini dalam bingkai DLBTL dengan penuh integritas, keberanian  dalam prinsip “ya katakan bila ya dan tidak bila tidak” (Mat 5: 37), meskipun untuk melaksanakan perintah ini penuh dengan resiko,” Tegasnya.

Sesi Pelatihan Jurnalistik berikutnya yaitu mengenai Dasar dasar ilmu jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik, UU Pers dan Bagaimana menulis berita dibawakan oleh Dharma Leksana, S.Th., M.Si pendiri media online Warta-gereja.com dan Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI).

Dharma Leksana mengatakan,” Menulis berita adalah skill atau keahlian, sehingga yang diperlukan dan sangat penting adalah praktek. Dalam pelatihan jurnalistik wartawan gereja ini, saya hanya akan membahas teori teori jurnalistik sekedarnya saja, untuk teori bagaimana menulis berita banyak kalian cari tutorialnya di google.  Bahkan segala macam teori ada disana. Jadi hal yang penting sekarang adalah mulai dengan berani praktek membuat tulisan.” Paparnya.

“Setelah saya sampaikan materi teori jurnalistik ini, nanti peserta langsung saja melakukan praktek dengan melakukan kegiatan wawancara. Disini hadir Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. seorang tokoh Kerukunan Umat beragama, mantan Ketua Umum PGIW Provinsi Lampung, dan Mantan Ketua Umum PGIW Provinsi Jawa Barat selama 2 periode dan sampai hari ini masih aktif di FKUB Provinsi Jawa Barat, hadir pula Pdt. Hosea Sudarna Ketua Umum Wadah Komunikasi dan Pelayanan Umat Beragama (WKPUB), anggota MPH PGIW Provinsi DK Jakarta dan Pendeta GKJ Jakarta, serta Profesor Dr. Ir. Hoga Saragih, MM. Guru Besar di Universitas Bakrie sebagai ahli di bidang Digital/ IT. Silakan peserta langsung praktek sebagai wartawan mewawancarai para tokoh tersebut dan kemudian hasil wawancaranya dibuat rilis berita.” Tambahnya.

Ketum PWGI menambahkan, “Nanti hasil liputan wawancara dengan nara sumber tadi ditulis dalam bentuk berita dan akan kita evaluasi bersama untuk menilai apakah tulisan saudara saudara sudah memiliki news value dan layak tayang dengan standart penulisan jurnalistik yang mengandung unsur unsur berita 5W1H. Tidak usah takut salah, lakukan wawancaranya, tulis hasil wawancaranya. Inilah hal mendasar yang wajib dimiliki seorang wartawan,” Pungkasnya.

Sesi berikutnya dibawakan oleh Prof. Hoga Saragih yang memberikan pemahaman bagaimana menulis dengan aman. Menurut Prof. Hoga ada 6 layer (lapisan) yang wajib disadari oleh wartawan, layer 1 sampai dengan 5 berupa benda benda di sekitar kita, mulai dari cahaya, alam semesta, hewan sampai dengan lapisan ke 6 yaitu manusia. Pada layer ke 6 inilah yang apabila disentuh akan memiliki dampak yang rumit, karena berhubungan dengan kompleksitas hidup dan kehidupan manusia dan terkait dengan hukum.

Ada lagi yang menarik dan sangat inspiratif dalam paparan Prof. Hoga Saragih adalah sharing pengalaman hidupnya dari seorang tukang reparasi AC menjadi seorang Profesor dalam usia yang relative muda (usia 40 tahun). Filosofi hidup sebagai tukang (teknisi) yaitu memperbaiki barang yang rusak, menghidupkan barang yang sudah mati, mendaur ulang barang barang yang sudah tidak bisa digunakan menjadi berfungsi kembali.

Profesor Dr. Ir. Hoga Saragih, MT. mengatakan,” Sebelum meraih jenjang professor dalam usia 40 tahun, saya menjadi seorang teknisi (Reparasi AC/TV dan barang barang elektronik lainnya yang rusak dan mati /Red.). Pekerjaan saya mereparasi AC yang rusak bisa baik kembali, menghidupkan Televisi yang mati saya nyalakan kembali, memperbaiki barang barang yang rusak menjadi berfungsi kembali.” Ungkapnya.

“Setelah menjadi professor, saya juga masih melakukan hal hal yang sama yaitu memperbaiki hal hal yang rusak, menyalakan kehidupan yang redup dan menghidupkan hal hal yang mati. Semua menjadi hidup, hidup, hidup. Dalam kehidupan ini, Kita harus terus berfungsi menghidupkan bukan mematikan, Sebagai seorang professor saya memiliki target dapat melahirkan lagi (mempromosi) 10 orang professor, 100 orang doctor (S3), 1000 orang Magister (S2) dan 10000 orang sarjana (S1),” Tandasnya.

Senada dengan Profesor Hoga, Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonsia (PWGI) Dharma Leksana, S.Th., M.Si. dalam siaran persnya usai kegiatan juga menyampaikan,” Dalam profesi saya sebagai wartawan/ pewarta, hari ini kita telah mulai menghidupkan para wartawan gereja untuk berkarya membangun Kerajaan Allah dengan Jurnalisme. Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia bekerja sama dengan media warta-gereja.com memiliki misi melahirkan 10000 orang wartawan gereja dalam tempo 5 tahun ke depan. Dalam peradaban digital, Gereja memerlukan SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) pewarta atau wartawan gereja yang handal untuk bersama sama memberikan informasi benar dan positif di internet. Dengan program 1G2W yaitu setiap 1 Gereja memiliki 2 orang Wartawan maka Gerakan PEKABARAN INJIL akan dengan sangat cepat menjadi Virall. Dengan kekuatan SDM wartawan yang professional dan handal maka Kerajaan Allah di era digital akan dengan cepat dibangun dan didirikan.” Tutur pendiri media warta-gereja.com dan PWGI ini dengan semangat.

“Saya sangat berharap resonansi dari kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja ini akan bergaung terus, didengar oleh gereja gereja dan menghidupkan kembali Redaktur redaktur alkitab, seperti Matius, Markus, Lukas, Yohanes yang berjuang menuliskan kabar baik dalam kitab Injil. Oleh karenanya Sebagai dasar teologis “Membangun Kerajaan Allah dengan Jurnalisme” kami mengutip Injil LUKAS 1: 1- 3 dan bagaimana menghadirkan Tanda Tanda KERAJAAN ALLAH sebagai Kerygma (Pewartaan) yang seharusnya dilaksanakan oleh Gereja di era digital sebagai berikut :

Lukas 1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,

1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.

1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,” Pungkas Alumni Sekolah Tinggi Teologia (STT) Duta Wacana Angkatan tahun 1988 ini.

Usai Pelatihan Jurnalistik, peserta langsung diberikan Surat Tugas sebagai Wartawan Gereja, dibekali pula dengan Kartu Pers, Seragam Pers dan Sertifikat telah lulus Pelatihan Jurnalistik yang siap kembali ke Gereja masing masing untuk membantu Gereja Gereja yang mengutusnya dalam bidang MARTURIA.

Adapun nama nama yang hadir dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawn Gereja 16 September 2024 di GKJ Rawamangun Jakarta antara lain : Pdt. Johanes Imanuel Tuwaidan (GKI Palsigunung), Pdt. Winda Yustanti (GKP Pengalengan), Pdt. Oniwati N. Turnip (GKPS Cempaka Putih), Rudi Leonardo Hutapea (HKBP Pasar Minggu), Otniel Abiezer Saragih (GKPS Lubang Buaya), Rio Rikardo Purba (GKPS Tambun),  Elfrida Lavenia Simarmata (GKPS Cikoko), Rita Herawati  Tatang (GBI Sudirman), Nico Erdi Purwanto (GKJ Grogol), Otniel Abiezer (GKPS Lubang Buaya Jakarta Timur), Bambang HK (GBI), Indra Setiawan (POUK Ciangsana), Berkat Sama Hulu (HKBP), Jerry Patty (CMC), dan Para Narasumber Pdt. Jahenos Saragih, S.Th, M.Th., MM., Prof. Dr. Ir. Hoga Saragih, MT., Dharma Leksana, S.Th., M.Si., Pdt. Hosea Sudarna, S.Th., Ribut Karyono, M.Th. serta Carlla Paulina Waworuntu.

Penutup oleh Pendeta Hosea Sudarna yang juga merupakan salah seorang Pendiri PWGI, Pendeta GKJ Jakarta, Anggota MPH PGI Wilayah Provinsi Jakarta dan Ketua Umum Wadah Kerukunan Dan Pelayanan Umat Beragama (WKPUB) dengan memberikan Karya Terbaiknya berupa buku yang berjudul “Tongkat Yang Menjadi Jembatan”, dan foto bersama.

(Team Warta-gereja.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *